Bupati Aceh Utara Surati Presiden Prabowo: Kami Tak Sanggup Tangani Bencana!
Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil (Ayahwa), menyurati Presiden Prabowo Subianto, menyatakan ketidakmampuan daerah menangani bencana banjir dan longsor.-Foto:Tangkapan Layar-
Pernyataan Darurat: Bupati Aceh Utara Akui Tak Sanggup Tangani Bencana
SUMUT.DISWAY.ID - Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil yang akrab disapa Ayahwa, secara resmi menyurati Presiden Prabowo Subianto untuk meminta bantuan penanganan bencana dari pemerintah pusat. Melalui surat bernomor 400/1832/2025 tertanggal 2 Desember 2025, Ayahwa menyatakan ketidakmampuan pemerintah daerah dalam melakukan penanganan darurat terhadap bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh Utara.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Muntasir Ramli, membenarkan surat tersebut. Menurutnya, surat itu dikirim setelah Bupati memantau langsung kondisi di lapangan dan menembus daerah paling terisolir.
"Dampak banjir sangat dahsyat meluluhlantakkan 90% wilayah Aceh Utara," kata Muntasir kepada wartawan, Rabu 3 Desember 2025/
Daya Rusak Meliputi Seluruh Wilayah, Lampaui Tsunami 2004
Dalam suratnya, Ayahwa menjelaskan bahwa bencana banjir dan longsor kali ini memiliki daya rusak yang melebihi dampak Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam. Tsunami 21 tahun lalu hanya merusak wilayah daerah pesisir.
Sebaliknya, bencana banjir yang terjadi sejak tanggal 26 November 2025 ini melanda seluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara. Kerusakan meliputi baik daerah pesisir maupun pedalaman, mencakup 27 kecamatan dan 852 desa.
Hingga hari kedelapan pascabencana, banjir dan longsor telah merenggut 121 nyawa dan menyebabkan 118 warga masih hilang. Bencana tersebut juga mengakibatkan rusaknya infrastruktur publik secara masif serta hilangnya tempat tinggal masyarakat di beberapa desa, sementara sebagian besar lainnya mengalami kerusakan berat.
Akses Terputus dan Permohonan Bantuan Pusat
Bupati Ayahwa menyebutkan, hingga kini masih banyak desa yang terisolir dan tidak dapat dijangkau lewat darat karena tingginya genangan air. Akses logistik dan evakuasi pun terputus akibat menumpuknya material kayu, tebalnya lumpur, serta pohon dan tiang listrik yang roboh ke jalan.
Menindaklanjuti kondisi ekstrem tersebut, Ayahwa menutup suratnya dengan permohonan bantuan kepada Presiden:
“Kami menyatakan ketidakmampuan upaya penanganan darurat bencana dan memohon kepada bapak presiden agar kiranya membantu penanganan banjir di Kabupaten Aceh Utara.” ujarnya.
Sumber: