Tembus 986 Jiwa: BNPB Rilis Data Terbaru Korban Meninggal Bencana Banjir Longsor Sumatera

Tembus 986 Jiwa: BNPB Rilis Data Terbaru Korban Meninggal Bencana Banjir Longsor Sumatera

Hari ke-8 bencana banjir dan longsor di Tapanuli Tengah membuat warga terisolir bertahan hidup hanya dengan makan durian. Listrik padam, akses terputus, logistik menipis, dan ratusan ribu warga terdampak.-Foto:X@mkl-

SUMUT.DISWAY.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali merilis data terbaru mengenai dampak bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Berdasarkan data per Kamis 11 Desember 2025, total korban meninggal dunia akibat bencana masif tersebut telah mencapai 986 orang.

Data yang tercatat di situs resmi BNPB menunjukkan bahwa selain korban jiwa yang terus bertambah, sebanyak 224 orang dilaporkan masih hilang, sementara 5.100 orang lainnya mengalami luka-luka.

Bencana yang meluas ini telah memberikan dampak signifikan pada 52 kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut. Tercatat, sekitar 800 ribu jiwa masih berada di pengungsian, menambah kompleksitas penanganan darurat yang dilakukan pemerintah daerah dan pusat.

Korban Jiwa Terbanyak Terpusat di Aceh

Analisis data BNPB menunjukkan bahwa Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa terbanyak, diikuti oleh Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Secara rinci, data korban jiwa yang diakibatkan oleh banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut adalah:

Aceh: Mencatat angka paling tinggi dengan 403 orang tewas dan 30 orang hilang. Sebanyak 4.300 orang jiwa lainnya dilaporkan terluka.

Sumatera Utara: Terdapat 343 orang tewas dan 98 orang hilang. Di provinsi ini, 698 orang dilaporkan terluka.

Sumatera Barat: Tercatat 240 orang tewas dengan 96 orang hilang. Sementara itu, 113 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kerusakan Infrastruktur Capai Ribuan Fasilitas

Bencana ini juga menyebabkan kerugian infrastruktur yang masif. BNPB mencatat total 157,9 ribu rumah mengalami kerusakan.

Selain rumah warga, bencana tersebut merusak ribuan fasilitas publik, termasuk:

1.200 fasilitas umum

219 fasilitas kesehatan

Sumber:

Berita Terkait