Gelombang Boikot Israel Menguat: Dari Vuelta Spanyol, Basket Polandia, hingga Eurovision 2025

Gelombang Boikot Israel Menguat: Dari Vuelta Spanyol, Basket Polandia, hingga Eurovision 2025

Gelombang boikot Israel makin meluas dari ajang olahraga hingga hiburan. Vuelta Spanyol terganggu aksi protes, basket Polandia ricuh, hingga ancaman mundurnya negara Eropa dari Eurovision 2025.-apphoto-

SUMUT.DISWAY.ID - Gelombang desakan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel akibat konflik Gaza terus meluas, kini merambah dunia olahraga dan hiburan internasional. Mulai dari balap sepeda bergengsi Vuelta di Spanyol, pertandingan basket di Polandia, hingga ancaman boikot Eurovision 2025, tekanan publik terhadap Israel semakin menguat.

Di Spanyol, aksi pro-Palestina sempat menghentikan jalannya balapan Vuelta. Perdana Menteri Pedro Sánchez secara terbuka mendukung boikot terhadap Israel dari ajang olahraga global sampai “kebrutalan” di Gaza berakhir. Tak lama setelah itu, penyiar publik Spanyol bersama tiga negara Eropa lainnya mengancam akan mundur dari Eurovision 2025 jika Israel tetap diizinkan tampil.

Gelombang protes juga muncul di Polandia, di mana penonton mencemooh lagu kebangsaan Israel sebelum laga basket dimulai. Di Inggris, seorang anggota parlemen mendesak UEFA membatalkan laga Europa League antara Aston Villa dan Maccabi Tel Aviv demi keamanan publik, meski UEFA belum memberikan tanggapan untuk menunda atau membatalkan pertandingan.

Pernyataan Sánchez memicu reaksi keras dari Israel. Menteri Luar Negeri Gideon Saar menuduh Perdana Menteri Spanyol antisemit dan menyebarkan kebohongan. Israel tetap mempertahankan operasi militernya yang disebut sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Perbandingan dengan sanksi internasional terhadap Rusia pun mencuat. Rusia langsung dibekukan dari banyak kompetisi olahraga setelah menginvasi Ukraina pada 2022. Namun, hingga kini Israel belum mendapatkan larangan serupa dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) maupun FIFA.

Federasi olahraga di Italia, Norwegia, dan Irlandia mengaku keberatan menghadapi tim Israel, tetapi tetap harus bertanding karena risiko sanksi jika menolak. Sementara itu, di luar arena olahraga, sejumlah sineas Hollywood menandatangani seruan boikot terhadap festival dan lembaga perfilman Israel.

Fenomena ini mengingatkan publik pada era apartheid Afrika Selatan, yang dilarang mengikuti Olimpiade sejak 1960 hingga 1992. Langkah Spanyol dinilai signifikan karena negara itu akan menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2030, menggelar laga NFL, dan menjadi titik awal Tour de France 2025.

Tekanan publik diprediksi terus meningkat dan bisa menjadi ujian besar bagi badan olahraga dunia untuk menentukan sikap tegas terhadap Israel dalam waktu dekat.

 

Sumber: