20 Ribu Prajurit TNI Berpengalaman Siap Dikirim ke Gaza, Tapi Tunggu Restu PBB

20 Ribu Prajurit TNI Berpengalaman Siap Dikirim ke Gaza, Tapi Tunggu Restu PBB

TNI menyiapkan 20.000 personel berpengalaman untuk misi kemanusiaan di Gaza. Pasukan terdiri dari tenaga kesehatan dan Zeni, lengkap dengan fasilitas rumah sakit lapangan, alat berat, hingga sarana sanitasi. -Unsplash/Defino Maasy-

SUMUT.DISWAY.ID - TNI menyiapkan 20.000 personel untuk menjalankan misi kemanusiaan di Gaza, dengan komposisi pasukan yang dinilai memiliki kompetensi serta pengalaman dalam operasi non-perang. 

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah memastikan seluruh prajurit yang disiapkan telah terbiasa menjalankan operasi militer selain perang (OMSP), baik di dalam maupun luar negeri.

Menurut Freddy, mayoritas personel berasal dari satuan yang rutin mengikuti pembinaan OMSP dan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Karena itu, mereka sudah memiliki kemampuan dasar, kesiapsiagaan logistik, hingga interoperabilitas di berbagai medan operasi. “Mereka siap diterjunkan untuk menjalankan tugas kemanusiaan berskala internasional,” ujar Freddy di Jakarta, Sabtu 15 November 2025.

Fokus Tugas: Layanan Medis dan Pembangunan Infrastruktur

Freddy menjelaskan bahwa pasukan yang disiapkan terdiri dari dua elemen utama, yakni tenaga kesehatan dan satuan Zeni. Mereka akan membuka layanan kesehatan untuk warga korban perang sekaligus membangun infrastruktur dasar seperti fasilitas umum.

TNI juga menyiapkan berbagai peralatan pendukung, mulai dari rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, hingga alat berat dan sarana rekonstruksi. Freddy menegaskan seluruh perlengkapan itu telah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan di wilayah konflik.

Menunggu Restu Internasional

Hingga kini, pengiriman pasukan masih menunggu persetujuan pemerintah dan PBB. Tanpa restu tersebut, TNI belum dapat mengirimkan kontingen ke Gaza.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya menjelaskan bahwa Indonesia memiliki dua jalur alternatif untuk memperoleh izin pengiriman pasukan perdamaian

Pertama, melalui mekanisme resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Alternatif ini membutuhkan komunikasi tingkat tinggi antar kepala negara agar mencapai kesepakatan internasional.

Selain itu, Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara-negara Arab yang memiliki pengaruh terhadap konflik Gaza, seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Sjafrie menambahkan bahwa Israel juga menjadi pihak penting yang harus dilibatkan dalam proses diplomasi, mengingat posisi negara tersebut dalam dinamika konflik. “Jika negara-negara kunci menyatakan persetujuan, Indonesia siap berperan aktif,” ujarnya.

Pengiriman 20.000 personel ini menjadi salah satu langkah terbesar TNI dalam misi kemanusiaan internasional, sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia.

Sumber: