FIFA Serukan Ketertiban Jelang Pertandingan Israel vs Italia di Udine

FIFA Serukan Ketertiban Jelang Pertandingan Israel vs Italia di Udine

FIFA meminta ketenangan selama pertandingan Israel di tengah perundingan perdamaian. Presiden FIFA Gianni Infantino juga membahas masalah visa penggemar dan penyesuaian kalender Piala Dunia untuk keamanan dan kenyamanan semua pihak.-Instagram@FIFA-

SUMUT.DISWAY.ID - FIFA, melalui Presiden Gianni Infantino, menyerukan agar para pengunjuk rasa tetap tenang menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia Israel melawan Norwegia dan Italia, menyusul tercapainya kesepakatan sementara dengan Hamas untuk menghentikan konflik berdarah selama dua tahun terakhir.

Aksi pro-Palestina sempat mendekati pusat latihan tim Italia di Florence pekan lalu untuk menuntut agar laga Italia vs Israel di Udine pada Selasa mendatang dibatalkan. Infantino menekankan pentingnya mendukung proses perdamaian yang sedang berjalan. 

"Semua harus senang dengan rencana perdamaian ini dan mendukung prosesnya," katanya saat menghadiri pertemuan European Football Clubs (EFC) di Roma.

Israel akan bertandang ke Norwegia pada Sabtu sebelum melanjutkan ke Italia. Sebelumnya, diperkirakan sekitar 10.000 orang akan melakukan protes di Udine. 

Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa fase pertama dari rencana perdamaian telah tercapai, termasuk penghentian sementara konflik dan pembebasan sejumlah sandera.

Masalah visa juga menjadi perhatian menjelang Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri AS akan menambah staf di beberapa kedutaan untuk mengantisipasi lonjakan permohonan visa dari penggemar. Infantino menyebutkan, FIFA bekerja sama dengan pemerintah AS untuk memastikan tidak ada kendala bagi tim dan penggemar yang hadir.

Di sisi lain, UEFA mempertimbangkan untuk tidak menentang rencana unik seperti Barcelona yang bermain di Miami atau AC Milan di Australia. 

Infantino menegaskan bahwa FIFA seharusnya menjadi satu-satunya badan yang mengatur pertandingan lintas benua untuk menjaga struktur kompetisi yang sudah ada. 

"Jika kita merusak struktur ini, risikonya besar," jelasnya.

Infantino juga menyoroti kemungkinan perubahan kalender sepak bola dunia, termasuk menggeser Piala Dunia dan Euro dari periode Juni-Juli demi mengantisipasi suhu ekstrem. Hal ini mirip dengan keputusan FIFA menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar pada November-Desember. Proyeksi ke Piala Dunia 2030 di Spanyol, Portugal, dan Maroko juga menuntut pertimbangan serupa untuk melindungi pemain dan penonton.

EFC President Nasser Al-Khelaifi menambahkan bahwa semua pihak terkait harus dilibatkan dalam analisis perubahan kalender. 

“Apakah perlu ada perubahan? Ya. Semua pemangku kepentingan harus menganalisis dan memahami situasinya terlebih dahulu,” ujarnya.

Dengan situasi protes, perubahan jadwal, dan isu visa penggemar, FIFA dan berbagai otoritas sepak bola dunia kini tengah bekerja keras agar pertandingan internasional tetap berjalan aman, tertib, dan nyaman bagi semua pihak.

Sumber: instagram