Ancaman Mikroplastik di Indonesia: Sumber, Dampak, dan Cara Menguranginya

Ancaman Mikroplastik di Indonesia: Sumber, Dampak, dan Cara Menguranginya

Mikroplastik kini mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia. Ketahui sumber utama, dampak, dan langkah pencegahan.-Unsplash @ Naja Bertolt Jensen-

SUMUT.DISWAY.ID - Indonesia termasuk negara dengan tingkat penggunaan plastik yang tinggi, sehingga rentan terhadap pencemaran mikroplastik

Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter yang sulit terurai dan dapat mencemari tanah, sungai, serta lautan. Paparan partikel kecil ini kini menjadi perhatian global karena dampaknya yang potensial terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Sumber mikroplastik berasal dari berbagai hal. Produk plastik sekali pakai seperti kantong belanja, botol air, dan kemasan makanan menjadi penyumbang utama. 

Ketika terpapar sinar matahari dan cuaca ekstrem, plastik tersebut terurai menjadi partikel kecil yang akhirnya mencemari lingkungan. Selain itu, serat dari pakaian berbahan sintetis seperti poliester dan nilon juga dapat terlepas saat proses pencucian dan mengalir ke saluran air.

Produk kosmetik dan perawatan tubuh, seperti scrub wajah dan pasta gigi, juga sering mengandung mikroplastik dalam bentuk butiran kecil. 

Sementara itu, talenan plastik, gelas kertas berlapis plastik, dan wadah makanan yang dipanaskan berulang kali dapat melepaskan partikel mikroplastik ke makanan dan minuman. Bahkan, partikel dari ban kendaraan yang aus turut menyumbang pencemaran di udara dan air.

Paparan mikroplastik terhadap manusia sebagian besar terjadi melalui makanan dan minuman. Ikan, makanan laut, garam, serta air minum kemasan dapat menjadi media masuknya partikel plastik ke dalam tubuh. 

Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membawa bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan logam berat. Jika terakumulasi, partikel ini berpotensi memicu peradangan, gangguan hormon, dan bahkan masalah sistem reproduksi.

Di Indonesia, tantangan utama dalam menekan pencemaran mikroplastik adalah lemahnya pengelolaan sampah. Banyak daerah belum memiliki sistem daur ulang yang efektif, sementara kebiasaan masyarakat yang masih bergantung pada plastik sekali pakai memperparah situasi.

Langkah kecil seperti membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja kain, dan memilih produk tanpa mikroplastik dapat membantu mengurangi pencemaran ini. 

Selain itu, edukasi publik dan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih tegas sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat terbebas dari ancaman mikroplastik yang kian meluas.

Sumber: