Harimau Sumatera Kembali Teror Warga Angkola Sangkunur, Masuk Pemukiman dan Mangsa Ikan Kolam

Harimau Sumatera Kembali Teror Warga Angkola Sangkunur, Masuk Pemukiman dan Mangsa Ikan Kolam

Warga Desa Perkebunan, Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan kembali geger setelah menemukan jejak harimau dan bangkai ikan di belakang rumah. BKSDA pasang kamera trap.-Foto:Ilustrasi/Unsplash@Laksmi Narashimba-

SUMUT.DISWAY.ID - Keresahan masyarakat di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, kian memuncak. Satwa yang diduga kuat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) kembali menampakkan keberadaannya dengan mendekati rumah warga dan memangsa hewan peliharaan.

Penemuan jejak kaki satwa buas ini terjadi di Kampung Simatohir, Desa Perkebunan, pada Sabtu 20 Desember 2025. Kepala Desa Perkebunan, Julianto, mengonfirmasi bahwa jejak tersebut membekas jelas di atas pasir tepi kolam milik warga bernama Iwan, yang juga berfungsi sebagai bengkel.

Iwan mengaku sempat mendengar suara gaduh dari arah belakang rumahnya sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Namun, karena merasa takut mengingat laporan keberadaan harimau beberapa hari terakhir, ia memilih tetap berada di dalam rumah. Saat memeriksa lokasi pada pagi hari, Iwan terkejut menemukan sejumlah jejak kaki besar dan bangkai ikan mas serta mujahir miliknya dalam kondisi tanpa kepala.

“Kami sangat khawatir. Jika ikan di kolam saja sudah menjadi korban, besar kemungkinan satwa tersebut dalam kondisi lapar dan bisa membahayakan warga,” ujar Julianto saat memberikan keterangan.

Lokasi penemuan terbaru ini hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Kampung Malombu, lokasi di mana warga juga menemukan jejak serupa dua hari sebelumnya. Area ini juga diketahui berada tidak jauh dari kawasan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Perkebunan Hapesong, yang diduga menjadi jalur perlintasan satwa.

Menanggapi situasi ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Sumatera Utara telah mengambil langkah antisipasi. Tim di lapangan telah memasang empat unit kamera jebak (camera trap) di sejumlah titik strategis untuk memantau pergerakan harimau tersebut secara akurat.

Pihak desa bersama instansi terkait mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari. Warga diharapkan segera melaporkan setiap tanda keberadaan satwa liar guna mencegah terjadinya konflik fisik antara manusia dan Harimau Sumatera yang dilindungi tersebut.

 

Sumber:

Berita Terkait