Tragedi Ponpes Al-Khoziny: 26 Santri Tewas, Basarnas Evakuasi Korban dari Reruntuhan

Sebanyak 26 santri meninggal akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo. Basarnas mengevakuasi korban, sementara pencarian masih terus dilakukan.-TangkapanLayar@sar-nasional/IG-
SUMUT.DISWAY. ID - Runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menelan korban jiwa. Hingga Sabtu 4 Oktoer 2025 malam, Basarnas melaporkan 26 santri meninggal dunia dan berhasil dievakuasi dari reruntuhan, sementara 104 lainnya selamat.
Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo mengatakan, dari 26 korban tewas, 21 jenazah masih belu teridentifikasi.
Proses evakuasi dilakukan secara intensif 24 jam penuh oleh tim SAR gabungan yang terus bekerja di lokasi. Pada Sabtu malam, tim berhasil mengevakuasi 12 jenazah tambahan dari reruntuhan pondok pesantren.
Operasi pencarian berlangsung di beberapa sektor, dimulai dari sektor A1 yang berhasil mengevakuasi korban ke-31 pada pukul 21.15 WIB. Beberapa jenazah lainnya ditemukan berdekatan di sektor A3 antara pukul 22.00 hingga 23.29 WIB, menunjukkan betapa luas dan parahnya dampak runtuhnya bangunan tersebut.
Basarnas memastikan pencarian dan pertolongan masih berlangsung dengan melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi.
“Tim SAR terus melakukan operasi penyelamatan karena masih ada sejumlah korban yang belum ditemukan serta sebagian besar jenazah yang belum teridentifikasi,” ujar Yudhi.
Tragedi ini menjadi sorotan nasional karena mengingatkan pentingnya keamanan bangunan pendidikan, terutama pondok pesantren yang menampung banyak santri. Bangunan yang runtuh ini memicu keprihatinan masyarakat luas, serta seruan bagi pihak berwenang untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab ambruknya bangunan tersebut.
Selain fokus evakuasi, Basarnas juga memastikan koordinasi dengan posko darurat di lokasi untuk mencatat identitas korban dan memberikan pendampingan kepada keluarga yang kehilangan santri. Tim medis dan relawan turut disiagakan untuk menangani kondisi darurat, sementara pihak kepolisian melakukan pengamanan lokasi agar proses pencarian berjalan lancar.
Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan konstruksi di fasilitas pendidikan di Indonesia. Para ahli menekankan pentingnya standar bangunan yang aman dan pengawasan rutin agar tragedi serupa dapat dicegah.
Sementara itu, masyarakat dihimbau tetap tenang dan mempercayai informasi resmi dari Basarnas serta instansi terkait.
Hingga saat ini, operasi pencarian dan evakuasi terus berlangsung, dengan upaya maksimal untuk menemukan korban yang masih tertimbun. Basarnas menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh korban berhasil dievakuasi dan diidentifikasi, serta mendukung keluarga dalam proses penanganan pasca-tragedi.
Sumber: