Mau Jadi Pemain Sepak Bola di Medan, Pesepakbola Bandung Malah Tersangkut Sindikat Penipuan di Kamboja

Mau Jadi Pemain Sepak Bola di Medan, Pesepakbola Bandung Malah Tersangkut Sindikat Penipuan di Kamboja

Rizky Nur Fadhilah, pesepakbola muda asal Bandung, awalnya ingin berkarier di Medan. Namun nasib membawanya ke Kamboja dan tersangkut sindikat penipuan daring. KBRI Phnom Penh pastikan dia bukan korban TPPO.-Ilustrasi:IG-

SUMUT.DISWAY.ID - Rizky Nur Fadhilah (18), pesepakbola muda asal Bandung, awalnya menargetkan karier profesional di Medan. Sayangnya, perjalanan itu membawanya jauh dari rencana: Rizky nyasar ke Kamboja dan sempat bekerja di sebuah sindikat penipuan daring.

Pihak KBRI Phnom Penh menegaskan bahwa Rizky bukan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ia tiba di kantor KBRI dalam kondisi sehat dan meminta bantuan untuk segera dipulangkan ke Indonesia.

KBRI Phnom Penh menjelaskan, laporan pertama mengenai Rizky diterima melalui Hotline Pelindungan WNI pada 10 November 2025. Minimnya informasi membuat proses pencarian cukup menantang, namun komunikasi intens dengan keluarga akhirnya membuahkan hasil. Rizky datang secara mandiri ke KBRI pada Rabu pagi 19 November 2025.

Awalnya beredar kabar Rizky mendapatkan tawaran bermain sepak bola di Medan. Namun, ia justru sampai di Kamboja. Hasil pendalaman KBRI menunjukkan bahwa Rizky mengetahui dari awal bahwa pekerjaan berada di Kamboja, meski tak memberitahu keluarganya.

Selama berada di sindikat penipuan daring di Sihanoukville, Rizky tidak mengalami kekerasan fisik. Berdasarkan wawancara dan investigasi, KBRI menyimpulkan remaja tersebut tidak terindikasi sebagai korban TPPO.

"RNF memperoleh informasi lowongan pekerjaan melalui media sosial dan tidak mendapatkan tekanan dalam proses perekrutan. Tidak ada kekerasan fisik yang dialami selama berada di sindikat," ungkap KBRI Phnom Penh.

Saat ini, KBRI sedang mengurus dokumen perjalanan Rizky agar ia dapat segera kembali ke Tanah Air. Koordinasi dengan pihak terkait di Kamboja terus dilakukan, sementara dukungan dari berbagai pihak di Indonesia juga telah disiapkan untuk kelancaran kepulangan.

Kasus ini menjadi pengingat bagi WNI yang berencana bekerja di luar negeri, terutama melalui media sosial. Perencanaan matang dan kewaspadaan terhadap potensi penipuan sangat penting, agar mimpi berkarier di luar negeri tidak berakhir di luar kendali.

Sumber: