Sumut.Disway.id - AS Roma resmi memperkenalkan Gian Piero Gasperini sebagai pelatih baru mereka dengan kehadiran Claudio Ranieri sebagai penasihat. Keputusan ini membawa angin segar bagi Giallorossi yang ingin bangkit dan bersaing lebih ketat di kancah domestik dan Eropa.
Pada acara pengenalan yang digelar Selasa waktu setempat, dua sosok berambut perak itu duduk berdampingan. Gasperini, 67 tahun, meninggalkan Atalanta demi tantangan baru di ibu kota, menolak pinangan klub masa kecilnya Juventus. Sementara Ranieri, 73 tahun, menolak tawaran melatih timnas Italia demi setia pada klub tanah kelahirannya, Roma.
“Saya tahu risikonya, tapi saya yakin ini jalan yang tepat,” ujar Gasperini, mengisyaratkan hasrat besar untuk membawa Roma melangkah lebih jauh. “Dengan gaya bermain saya, saya percaya bisa memberi dampak nyata. Ini waktu yang tepat.”
Ranieri, yang kembali ke Roma November lalu saat tim tercecer di posisi ke-12 Serie A, sukses membawa Giallorossi finis di peringkat kelima hanya dengan satu kekalahan di paruh kedua musim. Kini, meski tak lagi di pinggir lapangan, Ranieri siap memberi dukungan penuh dari belakang layar.
“Kalau dia butuh saya, saya ada. Hubungan kami akan seperti teman. Itulah tugas saya sekarang,” ungkap Ranieri dengan senyum khasnya.
Ketika Luciano Spalletti dipecat dari jabatan pelatih timnas Italia menyusul ancaman gagal lolos ke Piala Dunia ketiga kali berturut-turut, Ranieri sempat didekati FIGC. Namun, ia menolaknya mentah-mentah.
“Saya hormat pada Italia, tapi hati saya untuk Roma,” tegas Ranieri.
Sebagai gantinya, federasi menunjuk Gennaro Gattuso untuk menakhodai Azzurri.
Nama Gasperini identik dengan sepak bola menyerang. Atalanta menjadi mesin gol Serie A dalam beberapa musim terakhir. Pemain-pemain seperti Duvan Zapata, Gianluca Scamacca, hingga Mateo Retegui menikmati musim terbaiknya bersama sang pelatih.
Kini, sorotan tertuju pada Artem Dovbyk dan Tammy Abraham di lini depan Roma, serta playmaker Paulo Dybala, yang sempat diasuh Gasperini di Palermo.
“Tim saya selalu cetak banyak gol. Itu gaya saya dan saya ingin coba ulangi di sini,” ucap Gasperini. “Saya tak ingin ubah Dybala, cukup dia sehat dan siap tempur.”
Gasperini juga melontarkan kritik halus terhadap kondisi sepak bola Italia yang minim prestasi di Eropa. Dalam 15 tahun terakhir, hanya Atalanta (Liga Europa 2024) dan Roma (Liga Konferensi 2022) yang menyumbang trofi.
“Kalau mau bersaing di Eropa, kita harus bermain cepat,” ujar Gasperini. “Luar negeri main cepat, kita terlalu lambat. Kita perlu mulai berubah.”
Dengan skuad bertalenta, pengalaman Gasperini, dan kebijaksanaan Ranieri, Roma berharap musim depan menjadi momen kebangkitan. Bermain di Liga Europa 2025, Giallorossi mengincar kejayaan yang lebih tinggi.
Apakah duet Gasperini-Ranieri mampu jadi resep sukses Roma? Para tifosi menunggu jawabannya di Olimpico.