Penalti Kontroversial Pupuskan Mimpi Palestina Tampil di Piala Dunia 2026: 'Kami Hanya Ingin Rakyat Tersenyum'

Senin 16-06-2025,16:16 WIB
Reporter : Lina Setiawati
Editor : Lina Setiawati

Sumut.Disway.id - Impian besar Palestina untuk lolos ke Piala Dunia 2026 hancur seketika karena satu keputusan kontroversial. Pada Kamis lalu, di Stadion Raja Abdullah II, Amman, tim nasional Palestina harus menelan pil pahit setelah penalti di menit ke-97 membuat skor imbang 1-1 melawan Oman, dan menggagalkan langkah mereka ke babak playoff.

Padahal, sepanjang perjalanan kualifikasi, Palestina tampil sebagai tim penuh semangat, harapan, dan simbol perjuangan. Mereka tidak hanya bermain untuk menang, tapi juga untuk membawa senyum bagi rakyat Palestina yang selama ini hidup di bawah bayang-bayang perang.

“Kami memberikan segalanya, tapi itu hilang dalam sekejap,” ungkap Oday Dabbagh, bintang tim yang ikut membawa Aberdeen juara di Skotlandia.

Lolos dari Blokade, Gagal karena Peluit

Skuad Palestina, yang telah memainkan 16 laga kualifikasi, mengalahkan tim-tim besar seperti Irak dan Kuwait, bahkan unggul atas Oman hingga detik-detik terakhir. Namun, satu penalti mengubah segalanya. Keputusan itu dianggap kontroversial dan telah diajukan sebagai protes resmi oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina ke FIFA. Tapi apa pun hasilnya nanti, tiket ke Piala Dunia tetap tidak kembali.

Pelatih Ihab Abujazar menegaskan, timnya bertarung bukan hanya demi olahraga. “Kami mencoba membuat rakyat kami tersenyum, kami ingin dunia tahu bahwa ada hal-hal indah dari Palestina.”

Bermain Tanpa Rumah, Tapi Tak Pernah Tanpa Semangat

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas, Palestina tidak memiliki tempat untuk bermain. Tanpa stadion, tanpa kompetisi lokal, dan banyak pemain yang terpaksa merantau. Dari 27 pemain nasional, hanya dua yang masih berada di dalam negeri. Sisanya menyebar ke klub-klub di Asia dan Eropa.

Pertandingan kandang terpaksa digelar di Amman, Yordania, kota yang jadi rumah kedua karena komunitas Palestina di sana begitu besar. “Tentu lebih mudah bermain di kandang, tapi kami tak punya pilihan. Di Amman kami merasa dekat dengan rakyat kami,” ujar Dabbagh.

Mimpi Belum Mati, Hanya Tertunda

Meski gagal ke Piala Dunia, Palestina telah lolos ke Piala Asia 2027 yang akan digelar di Arab Saudi. Ini menjadi kesempatan lain untuk membawa pesan perdamaian dan semangat dari negeri yang masih terluka.

“Kami akan terus bermain. Mimpi itu belum mati, hanya tertunda,” tutup Dabbagh penuh harap.

 

Kategori :