Trump Tiba di Mesir untuk KTT Gaza, Tekankan Kesempatan Perdamaian yang Langka di Timur Tengah

Trump Tiba di Mesir untuk KTT Gaza, Tekankan Kesempatan Perdamaian yang Langka di Timur Tengah

Presiden Donald Trump tiba di Mesir untuk menghadiri KTT internasional membahas masa depan Gaza. Ia dorong perdamaian, rekonstruksi wilayah, dan serukan akhir konflik Israel-Hamas.-Instagram@whitehouse-

SUMUT.DISWAY.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendarat di Mesir pada Senin 13 Oktober 2025 untuk menghadiri KTT internasional mengenai masa depan Gaza, setelah sebelumnya mengunjungi Israel guna merayakan gencatan senjata yang difasilitasi AS dengan Hamas.

Perjalanan intensif ini, yang mencakup pidato di Knesset, datang pada momen rapuh namun penuh harapan dalam upaya mengakhiri konflik dua tahun antara Israel dan Hamas. Trump menegaskan, kesempatan untuk perdamaian kini terbuka dan harus dimanfaatkan.

“Semua orang bilang ini tidak mungkin. Dan ini akan terjadi. Dan memang terjadi di depan mata Anda,” ujar Trump didampingi Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sissi.

Lebih dari dua lusin negara dijadwalkan hadir dalam KTT tersebut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diundang namun menolak hadir karena bertepatan dengan hari raya Yahudi.

Trump menekankan pentingnya mengubah kemenangan di medan perang menjadi perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh Timur Tengah. Ia berjanji mendukung rekonstruksi Gaza dan mendorong rakyat Palestina untuk meninggalkan jalur kekerasan.

“Setelah penderitaan dan kematian yang luar biasa, sekarang saatnya membangun masyarakat mereka, bukan merusak Israel,” katanya.

Ia juga menyampaikan gestur terbuka terhadap Iran, meski sebelumnya AS menarget tiga situs nuklir negara tersebut. Trump menekankan, “tangan persahabatan selalu terbuka.”

Dukungan gencatan senjata

Trump tiba di Mesir beberapa jam terlambat karena pidato di Knesset berjalan lebih lama dari perkiraan. Pada hari yang sama, 20 sandera dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang yang dimulai 7 Oktober 2023. Trump menemui keluarga sandera dan mendapat sambutan hangat dari anggota parlemen Israel.

Netanyahu menyebut Trump sebagai “sahabat terbesar Israel di Gedung Putih” dan menyatakan komitmen untuk bekerja sama demi perdamaian. Trump juga menyinggung isu hukum domestik Israel dengan menyerukan pengampunan untuk Netanyahu.

Meski gencatan senjata berlaku, fase pertama kesepakatan menuntut pembebasan sandera terakhir, ratusan tahanan Palestina, bantuan kemanusiaan, dan penarikan sebagian pasukan Israel dari kota-kota utama Gaza.

Trump menekankan bahwa jendela perdamaian ini terbuka berkat dukungan AS terhadap tindakan Israel melawan proxy Iran, termasuk Hamas dan Hezbollah. Ia berharap momentum ini bisa mereset hubungan Israel dengan negara-negara Arab.

Namun, tantangan tetap besar. Pemerintahan Gaza pascaperang, rekonstruksi wilayah, dan pelucutan senjata Hamas masih menjadi isu yang belum disepakati. Gaza sebagian besar hancur, dengan penduduk sekitar 2 juta orang menghadapi kondisi kritis.

AS akan menempatkan sekitar 200 tentara untuk mendukung dan memantau kesepakatan gencatan senjata bersama mitra internasional, LSM, dan pihak swasta. Israel juga telah setuju membuka lima pos perbatasan untuk memperlancar aliran makanan dan pasokan ke wilayah yang dilanda krisis.

Sumber: