Sumut.Disway.id - Dunia penerbangan kembali berduka. Sebuah pesawat milik maskapai Air India jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Ahmedabad menuju London pada Kamis pagi, menewaskan ratusan orang dan menghancurkan sebuah asrama kedokteran di wilayah permukiman Gujarat. Tragedi ini disebut-sebut sebagai salah satu kecelakaan penerbangan terburuk dalam sejarah India.
Pesawat yang digunakan adalah Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun. Saat kecelakaan terjadi, pesawat menabrak atap bangunan asrama dan langsung menimbulkan ledakan besar. Dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, hanya satu orang yang selamat. Tambahan 29 orang di darat juga menjadi korban jiwa.
Setelah tiga hari upaya penyelamatan, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 270 orang. Tim pencari menemukan lebih banyak jenazah di reruntuhan asrama yang terbakar. Proses evakuasi pun masih terus dilakukan di bawah koordinasi otoritas setempat.
Dr. Dhaval Gameti dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad menyatakan bahwa fasilitas medisnya telah menerima seluruh jenazah yang berhasil dievakuasi sejauh ini. Satu-satunya penumpang yang selamat dikabarkan dalam kondisi stabil dan akan dipulangkan dalam waktu dekat.
Namun, proses identifikasi jenazah berlangsung lambat. Sebagian besar korban dalam kondisi hangus terbakar atau rusak parah, sehingga tidak dapat dikenali secara visual. Pemerintah pun mengandalkan pencocokan DNA, dan ratusan keluarga korban telah memberikan sampel DNA mereka di rumah sakit.
Kemarahan dan frustrasi mulai memuncak di antara keluarga korban. Banyak yang mempertanyakan kecepatan dan koordinasi pemerintah dalam menangani bencana ini.
"Di mana anak-anak saya? Pemerintah tidak memberi jawaban," kata Rafiq Abdullah, salah satu keluarga korban yang kehilangan empat anggota keluarganya dalam kecelakaan itu.
Di tengah duka, pemerintah India telah membentuk komite multidisiplin tingkat tinggi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan ini. Komite ini akan bekerja bersama Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), serta fokus menyusun protokol baru untuk menangani keadaan darurat di masa mendatang.
Pihak berwenang juga telah memeriksa delapan dari 34 unit Boeing 787 milik Air India, dan sisanya akan segera diperiksa dalam waktu dekat. Menteri Penerbangan Sipil India, Ram Mohan Naidu Kinjarapu, menegaskan bahwa seluruh langkah korektif akan diambil tanpa ragu menunggu hasil penyelidikan menyeluruh dari AAIB.
Kotak hitam pesawat, termasuk flight data recorder dan cockpit voice recorder, telah ditemukan dan kini sedang dianalisis. Menurut ahli penerbangan, data dari perangkat ini diharapkan dapat mengungkap apakah terjadi kegagalan sistem, kesalahan manusia, atau faktor cuaca.
Jeff Guzzetti, mantan penyelidik kecelakaan dari NTSB AS, menjelaskan bahwa penyelidik akan memeriksa data seperti pengaturan flap, tekanan bahan bakar, beban pesawat, dan respons awak terhadap kondisi darurat. Ia menambahkan bahwa jika alat perekam dalam kondisi baik, hasil awal investigasi bisa diketahui paling cepat dalam waktu satu minggu.
Meskipun Dreamliner dikenal sebagai salah satu pesawat komersial paling aman dengan lebih dari 1.200 unit yang beroperasi di seluruh dunia, ini adalah kecelakaan fatal pertama dalam sejarah operasionalnya selama 16 tahun.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi India dan komunitas global. Duka mendalam pun mengalir dari berbagai negara, mengingat banyak penumpang merupakan Warga Negara India yang tinggal atau bekerja di luar negeri.
Kita semua berharap agar investigasi ini segera menemukan jawaban dan membawa keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Pemerintah dan maskapai penerbangan pun diharapkan melakukan langkah konkret agar tragedi semacam ini tidak terulang lagi.