Setelah 12 Tahun Dilarang, Argentina Izinkan Kembali Suporter Tandang di Liga Lokal

Setelah 12 tahun, Argentina resmi mencabut larangan kehadiran suporter tandang di liga lokal. Kebijakan ini dimulai secara bertahap. Simak penjelasan lengkap Presiden AFA Claudio Tapia.-apphoto-
Sumut.Disway.id – Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) resmi mengumumkan pencabutan larangan kehadiran suporter tandang di kompetisi domestik, setelah 12 tahun diberlakukan demi mengatasi kekerasan stadion. Kebijakan ini akan dimulai secara bertahap dan diujicobakan pada laga antara Lanús kontra Rosario Central dalam lanjutan kompetisi Clausura kasta tertinggi.
Presiden AFA Claudio Tapia menyebut keputusan ini sebagai momen bersejarah dalam sepak bola Argentina.
“Hari ini menjadi titik balik dalam sejarah liga kami. Sepak bola yang kita kenal sejak kecil adalah sepak bola dengan dua kubu suporter. Sudah waktunya kita kembali ke arah itu. Klub yang siap secara keamanan, boleh menerima suporter tandang,” ujar Tapia dalam konferensi pers, Kamis 18 Juli 2025 waktu setempat.
Awal Larangan dan Kegagalan Redam Kekerasan
Larangan terhadap suporter tandang pertama kali diberlakukan pada 2013, usai insiden tragis yang menewaskan seorang fans Lanús dalam bentrokan dengan suporter Estudiantes, serta dua pendukung Boca Juniors yang tewas akibat baku tembak antarkelompok rival. Larangan itu dimulai di Provinsi Buenos Aires dan kemudian diterapkan secara nasional.
Namun, upaya ini tidak serta-merta meredam kekerasan stadion. Konflik internal antar kelompok pendukung fanatik atau barrabravas tetap menelan korban jiwa dari tahun ke tahun.
Dalam uji coba awal, sebanyak 6.500 suporter Rosario Central akan diizinkan hadir di tribun tamu Stadion Lanús. Mereka akan menjalani protokol keamanan ketat, termasuk penggunaan tiket khusus dengan identitas yang terverifikasi, guna mencegah penyusupan dan potensi konflik.
Menteri Keamanan Buenos Aires, Javier Alonso, menegaskan bahwa kembalinya suporter tandang tidak berarti kembali ke situasi lama yang penuh kekerasan.
“Kita tidak ingin kembali ke masa lalu. Larangan itu diberlakukan karena ada alasan. Kita harus membasmi budaya kekerasan. Menyedihkan melihat anak usia 10 tahun menyanyikan lagu soal narkoba atau pembunuhan. Sepak bola seharusnya jadi perayaan keluarga,” ujar Alonso.
Untuk saat ini, pencabutan larangan baru berlaku di wilayah Provinsi Buenos Aires. Namun Tapia mengungkapkan bahwa sejumlah provinsi lain menunjukkan minat untuk bergabung dalam program uji coba ini.
Meski menuai pujian dari para pencinta sepak bola Argentina, kebijakan ini juga mendapat kritik. Sejumlah kalangan oposisi mengkhawatirkan keterbatasan aparat keamanan jika harus membagi personel untuk menjaga suporter tandang di tengah lonjakan angka kriminalitas.
Perlu dicatat, larangan hanya berlaku untuk pertandingan liga domestik. Suporter tandang tetap diizinkan hadir dalam laga-laga internasional seperti Copa Libertadores dan Copa Sudamericana.
“Inilah yang diinginkan publik sepak bola dan masyarakat. Sudah banyak laga yang diselenggarakan dengan dua kelompok suporter, dan karena itu kami memutuskan untuk memulai era baru ini,” pungkas Tapia.
Sumber: