Gawat! Perubahan Iklim Bisa Paksa FIFA Ubah Jadwal Piala Dunia Demi Keselamatan Pemain dan Penonton

Perubahan iklim dan cuaca ekstrem mengancam pelaksanaan Piala Dunia di musim panas. FIFA bisa dipaksa ubah jadwal demi keselamatan pemain dan penonton.-apphoto-
Sumut.Disway.id - Dunia sepak bola menghadapi kenyataan pahit soal perubahan iklim, setelah FIFA Club World Cup yang baru saja digelar di Amerika Serikat berlangsung di tengah cuaca panas ekstrem. Turnamen ini menjadi peringatan serius menjelang Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di AS, Meksiko, dan Kanada.
Seiring dengan meningkatnya suhu global, para ilmuwan memperingatkan bahwa pelaksanaan Piala Dunia di musim panas terutama di belahan bumi utara semakin berisiko, baik bagi pemain maupun penonton. Beberapa pakar bahkan menyarankan FIFA untuk mempertimbangkan penyesuaian kalender sepak bola dunia.
“Semakin jauh kita melangkah ke dekade ini, semakin besar risikonya. Tanpa langkah besar seperti memindahkan jadwal ke musim dingin atau lokasi beriklim sejuk, bahaya mengintai,” ujar Prof. Piers Forster, Direktur Priestley Centre for Climate Futures di Inggris. “Kita hanya satu gelombang panas lagi dari potensi tragedi olahraga.”
Cuaca Panas yang Semakin Meningkat
Turnamen sepak bola pada bulan Juni-Juli adalah tradisi sejak Piala Dunia pertama tahun 1930. Namun kini, data menunjukkan bahwa suhu global pada periode Juni hingga Agustus telah meningkat sebesar 1,05°C, bahkan di Eropa naik hingga 1,81°C sejak 1990-an.
Kondisi ini menjadi masalah serius bagi olahraga intens seperti sepak bola.
“Kalau mau main bola 10 jam sehari, ya harus pagi buta atau malam hari. Kalau enggak, risikonya bisa fatal,” kata klimatologis Friederike Otto dari Imperial College London.
Pada turnamen FIFA Club World Cup 2024 di 11 kota Amerika, FIFA melakukan penyesuaian protokol cuaca panas ekstrem. Langkah-langkah seperti jeda pendinginan, penambahan air minum di pinggir lapangan, dan penggunaan kipas di bangku cadangan dilakukan.
Namun tetap saja, gelandang Chelsea Enzo Fernández mengaku pusing saat bermain karena panas, dan meminta FIFA menghindari laga siang hari di Piala Dunia tahun depan.
Serikat pemain global FIFPRO bahkan menyebut enam dari 16 kota tuan rumah Piala Dunia 2026 berada dalam kategori risiko tinggi terhadap tekanan panas.
Presiden FIFA Gianni Infantino mengakui kekhawatiran ini dan menyatakan pertandingan siang hari akan dipindah ke stadion yang beratap tertutup.
Tantangan Lebih Berat di 2030
Masalah ini bisa menjadi lebih rumit pada Piala Dunia 2030 yang akan digelar di Spanyol, Portugal, dan Maroko. Ketiga negara tersebut telah mencatat suhu lebih dari 40°C di musim panas tahun ini. Sayangnya, laporan evaluasi internal FIFA menyatakan cuaca "tidak mungkin berdampak signifikan pada kesehatan pemain."
Namun, para ilmuwan menilai risiko panas berlebih tak bisa diabaikan.
Julien Périard dari University of Canberra menjelaskan bahwa paparan panas ekstrem saat bermain bisa menyebabkan hipertermia, yang meningkatkan beban pada jantung dan berisiko menyebabkan stroke panas.
“Jika suhu tubuh inti naik terlalu tinggi, bisa terjadi kelelahan panas, kram otot, bahkan kondisi yang mengancam jiwa.”
Sumber: