Pasangan Sesama Jenis di Euro 2025: Eriksson vs Harder, Duel Cinta dan

Pasangan Sesama Jenis di Euro 2025: Eriksson vs Harder, Duel Cinta dan

Magdalena Eriksson dan Pernille Harder, pasangan sesama jenis yang telah bersama selama 11 tahun, akan berhadapan dalam laga Denmark vs Swedia di Euro 2025.-apphoto-

Sumut.Disway.id - Jarang terjadi di dunia sepak bola level atas, dua pemain bintang yang merupakan pasangan hidup harus saling berhadapan di lapangan. Namun itulah yang akan terjadi dalam laga pembuka Euro Wanita 2025 antara Swedia dan Denmark, ketika Magdalena Eriksson berhadapan langsung dengan pasangan hidupnya, Pernille Harder.

Keduanya telah menjalin hubungan sejak 2014, dan dikenal luas sebagai pasangan sesama jenis yang berani tampil terbuka di dunia olahraga. Foto ciuman mereka usai laga Piala Dunia 2019 menjadi viral dan membawa mereka sebagai ikon komunitas LGBTQ+ dalam sepak bola.

Kini, mereka kembali bertemu, bukan sebagai rekan, tapi sebagai lawan. Eriksson, bek tangguh Swedia, mendapat tugas berat menghentikan pergerakan Harder, kapten sekaligus penyerang utama Denmark.

Bukan kali pertama keduanya bentrok di lapangan. Dalam pertandingan Nations League Februari lalu, Swedia menang 2-1 dan Eriksson melakukan tekel keras terhadap Harder menjelang akhir laga. Insiden itu bahkan membuat Harder harus menjalani perawatan, dan Eriksson terkena sanksi larangan bermain pada laga berikutnya.

“Saya senang Magda tidak main. Tapi juga... biar gak bentrok di rumah nanti,” canda Harder sebelum Denmark kalah 6-1 dari Swedia.

Candaan pun berlanjut di luar lapangan. Suporter Swedia membentangkan spanduk bertuliskan “Pernille tar disken” yang berarti “Pernille yang cuci piring”, merujuk pada siapa yang kalah harus tugas rumah tangga.

Meski rival di lapangan, Eriksson dan Harder tak pernah ragu menunjukkan dukungan satu sama lain dalam kehidupan pribadi. Mereka telah menyumbangkan 1% gaji untuk gerakan sosial Common Goal, dan menjadi duta proyek Play Proud yang mendukung inklusi dan kesetaraan dalam sepak bola.

Dalam wawancara, Harder mengakui bahwa reaksi terhadap foto mereka di Piala Dunia 2019 membuka matanya soal dampak yang mereka miliki. Sementara Eriksson mengingat pesan ayahnya soal integritas dan keberanian untuk memperjuangkan apa yang diyakini.

Kisah cinta mereka dimulai dari klub Swedia, Linköping, dan terus berlanjut ketika keduanya bermain bersama di Chelsea dan kini di Bayern Munich. Tapi malam di Jenewa nanti, mereka akan kembali jadi lawan demi negara masing-masing.

Duel mereka di Euro 2025 bukan sekadar pertandingan sepak bola. Ini adalah cerita tentang cinta, profesionalisme, dan keberanian berdiri untuk siapa diri mereka sebenarnya, di tengah sorotan dunia.

 

Sumber: