Muharram, Bulan Penuh Kemuliaan: Inilah Amalan Paling Utama yang Dianjurkan Nabi

Muharram, Bulan Penuh Kemuliaan: Inilah Amalan Paling Utama yang Dianjurkan Nabi

Keutamaan bulan Muharram menjadikannya istimewa di antara bulan Hijriah lainnya. Salah satu amalan paling dianjurkan di bulan ini adalah memperbanyak puasa.-pixabay-

Sumut.Disway.id - Bulan Muharram adalah pembuka tahun dalam kalender Hijriah yang menyimpan banyak keistimewaan. Dalam Islam, Muharram termasuk ke dalam empat bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan Allah.

Rasulullah saw. sendiri menyebutnya sebagai Syahrullah atau bulan Allah, sebuah penyebutan istimewa yang tidak diberikan kepada bulan lainnya.

Mengutip laman NU Online, Ustaz Alhafiz Kurniawan menjelaskan bahwa Syekh Jalaluddin As-Suyuthi menyatakan keunggulan Muharram tidak hanya terletak pada momen, tetapi juga pada namanya yang islami.

Diketahui bahwa pada masa Jahiliyah, bulan ini semula bernama Shafar Awwal. Setelah Islam datang, Allah mengganti namanya menjadi Muharram dan mengaitkannya langsung dengan asma-Nya.

Puasa: Amalan Paling Utama di Bulan Muharram

Masih menurut Ustaz Alhafiz, amalan paling dianjurkan di bulan ini adalah berpuasa. Ia mengutip pernyataan Imam Al-Qurthubi yang menyatakan bahwa keistimewaan puasa di bulan Muharram terletak pada posisinya sebagai bulan pertama dalam tahun Hijriah.

Diriwayatkan dalam hadits sahih dari Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda:

“Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram.”

(HR. Muslim, dari Abu Hurairah ra)

Hal senada juga disampaikan Ustaz Hengki Ferdiansyah. Dalam tulisannya yang juga dimuat di NU Online, ia menegaskan bahwa puasa sunah di bulan Muharram sangat dianjurkan. Ia mengutip dari Fathul Mu’in karya Zainuddin Al-Malibari yang menyebut bahwa Muharram merupakan bulan terbaik untuk berpuasa setelah Ramadhan, bahkan lebih utama dibanding Rajab, Dzulhijjah, atau Sya’ban.

Mengapa Rasulullah Lebih Banyak Puasa di Sya’ban?

Menariknya, ada riwayat lain yang menyebut Nabi Muhammad saw. justru lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Namun menurut Ustaz Hengki, hal itu dapat dimaknai dalam dua tafsiran:

Rasulullah baru mengetahui keutamaan puasa Muharram di akhir hayatnya.

Nabi telah memahami keutamaannya, tetapi tidak melaksanakan secara intens karena udzur seperti sakit atau bepergian.

Walaupun demikian, kesunnahan puasa di bulan Muharram tetap sangat kuat. Al-Qurthubi yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim menyatakan bahwa memulai tahun baru Hijriah dengan berpuasa adalah langkah spiritual yang penuh keberkahan.

Awali Tahun Baru Hijriah dengan Amal Saleh

Memperbanyak puasa di bulan Muharram merupakan simbol semangat memulai tahun dengan amalan terbaik. Harapannya, momentum ini bisa berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, tidak berhenti di Muharram saja.

Sumber: