?/*PROPS */?>

Ekonomi Lampung Tumbuh 5,47 Persen di Triwulan I 2025 Tertinggi di Sumatera

Ekonomi Lampung Tumbuh 5,47 Persen di Triwulan I 2025 Tertinggi di Sumatera

Ekonomi Lampung tumbuh 5,47% di triwulan I 2025, dipimpin sektor jasa lainnya, industri pengolahan, dan transportasi.--

LAMPUNG, DISWAY.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi LAMPUNG melaporkan bahwa ekonomi daerah ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,47 persen secara tahunan (year-on-year/Y-on-Y) pada triwulan I tahun 2025. Namun, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi kontraksi sebesar 1,11 persen (quarter-to-quarter/Q-to-Q).
Kepala BPS Provinsi LAMPUNG, Ahmadriswan Nasution, menjelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) LAMPUNG pada triwulan I tahun ini tercatat mencapai Rp121.701,75 miliar atas dasar harga berlaku, dan Rp69.560,58 miliar atas dasar harga konstan tahun 2010.
Menurut Ahmadriswan, jika dilihat dari sisi pengeluaran, perekonomian LAMPUNG tumbuh 5,47 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 3,30 persen. “Selanjutnya, diikuti lapangan usaha Industri Pengolahan dan Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 8,79 persen dan 8,20 persen,” ujar Ahmadriswan.
Pertumbuhan signifikan juga terlihat pada sejumlah sektor jasa. Lapangan usaha "Jasa Lainnya" menjadi penopang utama dengan lonjakan sebesar 9,66 persen. Sementara itu, sektor kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 7,84 persen, diikuti oleh informasi dan komunikasi (7,83 persen), serta penyediaan akomodasi dan makan minum (7,29 persen).
Meski demikian, tidak semua sektor mengalami pertumbuhan. Ahmadriswan menyampaikan bahwa sektor pertambangan dan penggalian mencatat kontraksi sebesar 3,32 persen selama periode yang sama.
Ia menambahkan bahwa struktur PDRB LAMPUNG berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga berlaku di triwulan I tahun 2025 tidak mengalami perubahan yang signifikan. “Perekonomian LAMPUNG masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 24,37 persen; disusul oleh industri pengolahan (19,52 persen); serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil serta sepeda motor (14,95 persen),” jelasnya.

Sumber: