Hari Penerbangan Nasional ke-80: Sejarah Terbang Pertama Pesawat Merah Putih di Langit Indonesia
Hari Penerbangan Nasional ke-80 diperingati setiap 27 Oktober untuk mengenang terbangnya pesawat pertama Merah Putih di Yogyakarta tahun 1945, tonggak lahirnya dunia dirgantara Indonesia.-IST-
SUMUT.DISWAY.ID - Setiap tanggal 27 Oktober, Indonesia memperingati Hari Penerbangan Nasional. Peringatan tahun 2025 ini menandai delapan dekade sejak pesawat pertama dengan Bendera Merah Putih mengudara di langit Tanah Air, menjadi simbol lahirnya kekuatan udara nasional dan tonggak penting sejarah dirgantara Indonesia.
Momentum ini bukan hanya mengenang peristiwa bersejarah di masa awal republik berdiri, tetapi juga menegaskan peran besar dunia penerbangan dalam menjaga kedaulatan, memperkuat konektivitas, dan mendorong kemajuan teknologi bangsa.
Sejarah Lahirnya Hari Penerbangan Nasional
Penetapan Hari Penerbangan Nasional merujuk pada peristiwa monumental yang terjadi pada 27 Oktober 1945. Berdasarkan catatan resmi TNI Angkatan Udara, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan pesawat Cureng dengan lambang Bendera Merah Putih di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta.
Itulah penerbangan pertama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Aksi heroik tersebut menjadi simbol kebangkitan angkatan udara dan menandai berdirinya kekuatan pertahanan di udara yang sepenuhnya dikendalikan oleh putra bangsa.
Tanggal 27 Oktober juga dipilih karena memiliki kedekatan historis dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh sehari setelahnya. Dua momentum ini mencerminkan semangat perjuangan, persatuan, dan pengorbanan generasi muda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan Para Kadet Udara
Kisah penerbangan pertama di Maguwo menjadi awal dari babak baru perjuangan udara Indonesia. Dua tahun kemudian, tepatnya 29 Juli 1947, para kadet penerbang TNI Angkatan Udara melaksanakan operasi udara pertama untuk menyerang markas militer Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Menurut arsip TNI AU, operasi tersebut dijalankan oleh Kadet Mulyono, Kadet Sitardjo Sigit, dan Kadet Suharnoko Harbani. Dengan pesawat dan peralatan seadanya, mereka berhasil menunjukkan keberanian luar biasa dan tekad mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui langit Nusantara.
Semangat juang para kadet inilah yang kemudian diwariskan kepada generasi penerus TNI Angkatan Udara, menjadi pondasi profesionalisme dan dedikasi di dunia penerbangan nasional hingga masa kini.
Makna dan Cara Merayakan Hari Penerbangan Nasional
Hari Penerbangan Nasional setiap tahunnya diperingati oleh berbagai lembaga, terutama TNI Angkatan Udara dan instansi pendidikan penerbangan. Kegiatan peringatan umumnya mencakup upacara bendera, ziarah ke makam pahlawan dirgantara, pameran kedirgantaraan, hingga seminar edukatif di sekolah maupun kampus
Selain itu, sejumlah komunitas penerbangan juga memanfaatkan momentum ini untuk berbagi pengetahuan tentang sejarah dan teknologi aviasi melalui media sosial. Edukasi publik tentang pentingnya keselamatan penerbangan dan pengembangan industri dirgantara nasional menjadi fokus utama peringatan tahun ini.
Makna yang terkandung dalam Hari Penerbangan Nasional adalah penghargaan atas semangat, pengorbanan, dan kontribusi para perintis penerbangan Indonesia. Mereka telah membuka jalan bagi kemajuan sektor transportasi udara yang kini menjadi urat nadi mobilitas masyarakat dan perekonomian nasional.
Sumber: