GERD: Kenali Gejala, Pemicu, dan Peran Endoskopi dalam Diagnosis

GERD atau gastroesophageal reflux disease ditandai dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Kenali gejala, pemicu, perbedaan dengan maag, dan kapan endoskopi diperlukan untuk diagnosis akurat.-Lira Medika-
Sumut.Disway.id - GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung secara berulang naik ke kerongkongan akibat melemahnya katup antara lambung dan kerongkongan. Naiknya asam lambung dapat mengiritasi dinding kerongkongan dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala yang paling umum meliputi rasa panas atau terbakar di dada (heartburn), regurgitasi atau naiknya makanan dan cairan ke mulut, serta nyeri dada yang kadang menyerupai gejala jantung. Beberapa pasien juga merasakan perut kembung, sering bersendawa, mual, kesulitan menelan, suara serak, batuk kering kronis, atau napas terasa pendek.
Beberapa faktor pemicu GERD antara lain makanan berlemak tinggi, pedas, asam, cokelat, bawang, tomat, minuman berkafein, bersoda, atau alkohol. Kebiasaan makan yang buruk, seperti porsi besar, langsung berbaring setelah makan, atau makan larut malam, juga dapat memperburuk kondisi.
Penting membedakan GERD dengan maag. GERD disebabkan oleh refluks asam lambung ke kerongkongan akibat katup yang lemah, sedangkan maag biasanya muncul karena peradangan pada dinding lambung akibat asam lambung berlebih, infeksi Helicobacter pylori, atau penggunaan obat tertentu.
Endoskopi menjadi alat diagnosis penting jika gejala GERD menetap atau memburuk meski sudah mengonsumsi obat dan mengubah gaya hidup selama beberapa minggu. Prosedur ini juga dianjurkan ketika terdapat kesulitan menelan, nyeri saat menelan, muntah darah, penurunan berat badan, atau dugaan komplikasi seperti luka parah pada kerongkongan atau barrett’s esophagus.
Manfaat endoskopi mencakup pemeriksaan langsung kondisi dinding kerongkongan, lambung, dan duodenum, menilai tingkat kerusakan dan peradangan, serta pengambilan sampel jaringan bila diperlukan. Prosedur ini umumnya berlangsung singkat dan nyaman, dengan anestesi lokal atau obat penenang ringan agar pasien rileks.
Dengan mengenali gejala dan pemicu GERD sedini mungkin, pasien dapat melakukan langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, serta memanfaatkan endoskopi bila diperlukan untuk memastikan diagnosis dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Sumber: