Heboh! Air Danau Toba Tiba-Tiba Keruh, Bobby Nasution: "Kami Sudah Ambil Sampel, Tunggu Hasilnya!"

ir Danau Toba mendadak berubah keruh, memicu kekhawatiran publik. Bobby Nasution sudah ambil sampel untuk diuji-IST-
Sumut.Disway.id - Kejernihan Danau Toba yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara mendadak berubah. Air danau yang biasanya jernih kini terlihat keruh dan mengundang tanda tanya, memicu kekhawatiran warga serta viral di berbagai platform media sosial.
Menanggapi keresahan publik, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution langsung turun tangan. Ia memastikan bahwa sampel air telah diambil untuk dilakukan pengujian di laboratorium guna mengetahui penyebab pastinya.
“Sampel sudah diambil, sekarang tinggal tunggu hasil lab-nya. Kalau memang ada zat kimia atau apa pun yang tersebar, itu nanti bisa terlihat dari hasil penelitian,” ujar Bobby kepada wartawan, Senin 28 Juli 2025.
Bobby menduga salah satu faktor penyebab perubahan warna air Danau Toba adalah karena penurunan permukaan air, namun menekankan bahwa analisis laboratorium tetap menjadi acuan utama.
“Salah satu dugaan karena menurunnya muka air Danau Toba, tapi tetap kita tunggu hasil lab yang akurat,” tambahnya.
Dugaan Penyebab: Alam atau Aktivitas Manusia?
Fenomena ini bukan sekadar persoalan visual, tetapi bisa berdampak serius pada status Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan nasional. Sejauh ini, belum ada kepastian apakah kondisi tersebut berpengaruh langsung terhadap ekosistem maupun sektor pariwisata.
Menurut pengamatan awal, perubahan warna air bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Sedimentasi akibat curah hujan tinggi
Blooming algae atau ledakan alga
Pencemaran dari aktivitas manusia di sekitar danau
Pengambilan sampel air menjadi langkah awal yang krusial untuk memastikan apakah ada kandungan zat kimia berbahaya atau faktor lainnya yang memperparah kekeruhan air.
Warga dan pelaku wisata di kawasan Danau Toba berharap agar pemerintah segera mengumumkan hasil laboratorium secara transparan. Kejelasan informasi sangat dibutuhkan untuk menghindari spekulasi liar serta menjaga kepercayaan publik terhadap pengelolaan lingkungan dan pariwisata di wilayah tersebut.
“Kalau ini karena faktor alam atau cuaca, ya tidak bisa kita salahkan siapa-siapa. Tapi tetap kita tindak lanjuti,” ujar Bobby menegaskan komitmennya.
Sumber: