Ramai Kasus Keracunan Makanan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Ramai Kasus Keracunan Makanan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja. Pelajari gejala, penyebab, risiko, serta cara pencegahan keracunan makanan agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari komplikasi serius.-American CP-

SUMUT.DISWAY.ID - Keracunan makanan merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, atau toksin tertentu. Meskipun sebagian besar kasus sembuh dalam 1-2 hari tanpa pengobatan khusus, kondisi ini dapat menjadi serius bagi anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan bervariasi, namun yang umum meliputi diare, mual, muntah, sakit perut, demam, dan sakit kepala. Gejala biasanya muncul dalam 2-6 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, tergantung jenis kuman atau racun yang terkandung. Durasi gejala biasanya 12-48 jam, dan tubuh secara alami berusaha mengeluarkan racun melalui muntah atau diare.

Penyebab Keracunan Makanan

Bakteri merupakan penyebab utama keracunan makanan. Beberapa bakteri umum meliputi Salmonella, E. coli, Listeria, dan Staphylococcus. Kontaminasi dapat terjadi akibat makanan yang tidak segar, tidak dicuci dengan bersih, tidak dimasak pada suhu aman, atau disimpan terlalu lama. Selain bakteri, virus, parasit, dan jamur juga dapat menjadi sumber keracunan.

Faktor Risiko

Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki risiko lebih tinggi mengalami keracunan makanan yang berat. Anak-anak di bawah usia 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis lebih rentan terhadap dehidrasi dan komplikasi serius akibat keracunan.

Komplikasi Keracunan Makanan

Meski jarang, keracunan makanan bisa menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi parah, kerusakan ginjal, gangguan saraf, hingga keguguran pada ibu hamil akibat infeksi Listeria. Oleh karena itu, perhatian terhadap gejala awal sangat penting.

Diagnosis dan Penanganan

Diagnosis biasanya dilakukan berdasarkan gejala dan riwayat konsumsi makanan. Pemeriksaan tambahan seperti tes darah atau tinja dapat dilakukan jika dicurigai adanya infeksi spesifik. Sebagian besar kasus dapat ditangani di rumah dengan menjaga hidrasi, misalnya dengan minum air putih, oralit, atau larutan elektrolit. Antibiotik hanya diberikan jika infeksi disebabkan bakteri tertentu yang membutuhkan pengobatan.

Pencegahan Keracunan Makanan

Pencegahan adalah langkah paling efektif. Beberapa praktik aman meliputi:

Mencuci tangan, peralatan, dan permukaan yang kontak dengan makanan secara bersih.

Sumber: