Sumut.Disway.id - Timnas wanita Spanyol harus menerima kenyataan pahit meskipun tampil gemilang sepanjang Euro 2025. Bintang utama mereka, Aitana Bonmatí, mengakui bahwa performa terbaik pun tak selalu menjamin gelar juara, setelah Spanyol kalah adu penalti 1-3 dari Inggris dalam final yang berakhir imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu.
“Kami adalah tim terbaik turnamen ini, tapi kadang itu saja tidak cukup,” ucap Bonmatí dengan nada kecewa.
Spanyol datang ke turnamen ini sebagai juara dunia 2023 dan pemegang gelar UEFA Nations League 2024. Namun, ambisi melengkapi koleksi gelar mereka kandas di hadapan Inggris yang tampil efisien dan tenang dalam situasi krusial.
Bonmatí tampil mengesankan sepanjang turnamen meski sempat dirawat akibat meningitis sebelum kompetisi dimulai. Ia bahkan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Euro 2025. Namun malam final berubah menjadi tragis ketika tendangannya dalam adu penalti berhasil ditepis oleh kiper Inggris, Hannah Hampton.
Tak hanya Bonmatí, Mariona Caldentey, pencetak gol pembuka di menit ke-25 – juga gagal menuntaskan penalti. Esther González, top skor turnamen, juga memiliki beberapa peluang emas di babak pertama namun tak mampu menggandakan keunggulan.
“Aku masih syok. Rasanya kejam. Kami tampil lebih baik dan menciptakan banyak peluang, tapi semua berakhir di adu penalti,” kata Bonmatí.
Pelatih Montse Tomé pun tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
“Tim ini layak mendapatkan lebih. Setidaknya tidak meninggalkan turnamen dengan perasaan pahit seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, sang kapten Irene Paredes menyebut momen kekalahan ini sebagai sesuatu yang sulit diterima.
“Inggris hanya ingin membawa laga ke adu penalti. Dan saat itu tiba, kami gagal tampil maksimal. Untuk jadi juara memang butuh keberuntungan, dan tampaknya mereka memilikinya,” katanya.
Catatan pahit ini menjadi semakin menyakitkan bagi Paredes, yang juga kalah di final Liga Champions Wanita bersama Barcelona melawan Arsenal pada Mei lalu.
Meski demikian, semangat masih menyala di skuad La Roja. Bonmatí menegaskan bahwa ini belum akhir.
“Kami akan kembali. Piala Dunia 2027 di Brasil adalah target kami berikutnya. Ini generasi emas, banyak pemain muda yang luar biasa.”