SpaceX Putus Layanan 2.500 Perangkat Starlink di Pusat Penipuan Myanmar: Upaya Bersihkan Industri Ilegal

Rabu 22-10-2025,20:58 WIB
Reporter : Lina Setiawati
Editor : Lina Setiawati

SUMUT.DISWAY.ID - SpaceX menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang digunakan di pusat penipuan di Myanmar, sebagai respons terhadap laporan peningkatan pemanfaatan jaringan satelit untuk kegiatan ilegal. Langkah ini disampaikan oleh Lauren Dreyer, Wakil Presiden Operasional Bisnis Starlink SpaceX, pada Rabu 22 Oktober 2025.

Pusat-pusat penipuan ini menjamur di sepanjang perbatasan Myanmar, terutama sejak kudeta militer 2021, dan digunakan untuk menipu warga asing melalui skema romantis maupun bisnis palsu. Dalam razia yang dimulai Februari lalu, sekitar 7.000 pekerja dikembalikan ke negara asalnya, dan Thailand melakukan blokade internet lintas perbatasan.

Namun, investigasi AFP terbaru menunjukkan pembangunan fasilitas masih berlangsung, dengan pemasangan terminal Starlink secara masif, seolah menghubungkan pusat-pusat tersebut ke jaringan satelit milik Elon Musk. Dreyer menyatakan, “Lebih dari 2.500 perangkat Starlink telah dinonaktifkan di area yang diduga sebagai pusat penipuan.”

Myanmar juga baru-baru ini mengumumkan razia di KK Park, salah satu pusat penipuan paling terkenal, dan menyita 30 terminal Starlink. Jumlah ini hanyalah sebagian kecil dari perangkat yang digunakan di lokasi tersebut, menurut investigasi AFP dan analisis independen.

Seorang jurnalis AFP melaporkan melihat lebih dari 1.000 orang meninggalkan KK Park menggunakan sepeda motor, truk, dan berjalan kaki. Salah satu pekerja menyebut, “Sekitar pukul 10 pagi, tentara Myanmar datang dengan empat truk untuk merazia situs kami.” Pekerja tersebut tidak ingin menyebut nama karena alasan keamanan.

Pusat-pusat penipuan ini menjadi salah satu sumber ekonomi penting selama masa perang di Myanmar, di mana militer berkonflik dengan berbagai kelompok pemberontak sejak menguasai kekuasaan. Tekanan dari China juga mendorong pemerintah Myanmar untuk menindak pusat-pusat tersebut, karena banyak warga China yang menjadi pelaku maupun korban penipuan.

Analisis menunjukkan junta militer Myanmar menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka harus memberi keuntungan bagi milisi kuat yang mengontrol wilayah perbatasan, di sisi lain, mereka mendapatkan tekanan dari Beijing untuk menekan industri ilegal tersebut. Nathan Ruser, analis di Australian Strategic Policy Institute, menilai langkah militer Myanmar bersifat simbolis, “mereka melakukan tindakan tokenistik, sementara kenyataannya hampir tidak ada perubahan.”

Langkah SpaceX menonaktifkan perangkat Starlink menjadi tanda tegas terhadap penyalahgunaan teknologi satelit, sekaligus mengingatkan bahwa layanan digital yang dirancang untuk konektivitas global dapat disalahgunakan untuk mendukung kegiatan ilegal jika tidak diawasi secara ketat.

 

Kategori :