Ancaman Tak Kasat Mata: Mengupas Bahaya Mikroplastik di Tubuh dan Lingkungan
Mikroplastik tersebar luas di udara, air, dan makanan. Pahami jalur masuknya ke tubuh manusia, risiko gangguan hormon dan imunitas yang ditimbulkan, serta langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan.-Unsplash@Funk Flow Leg-
SUMUT.DISAY.ID - Mikroplastik, didefinisikan sebagai partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter, telah menjadi salah satu tantangan lingkungan dan kesehatan terbesar di era modern.
Partikel mikroskopis ini berasal dari degradasi sampah plastik yang tersebar luas, membuatnya sulit dihindari. Kehadirannya kini terdeteksi hampir di setiap penjuru planet, mulai dari air laut terdalam, sungai, tanah pertanian, hingga atmosfer perkotaan.
Jalur Paparan dan Penetrasi ke Tubuh Manusia
Mikroplastik memasuki rantai makanan dan tubuh manusia melalui berbagai jalur. Dalam lingkungan akuatik, partikel ini disalahartikan sebagai makanan oleh ikan, kerang, dan plankton, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Penelitian juga secara konsisten menemukan kontaminan mikroplastik dalam produk konsumsi sehari-hari, termasuk garam laut, madu, dan air minum kemasan.
Yang paling mengkhawatirkan, mikroplastik tidak hanya berakhir di sistem pencernaan. Sifatnya yang sangat kecil memungkinkan partikel ini menembus batas biologis.
Temuan ilmiah terbaru telah mendeteksi mikroplastik dalam jaringan tubuh manusia yang krusial, termasuk aliran darah, paru-paru, dan bahkan plasenta ibu hamil. Hal ini menegaskan bahwa mikroplastik merupakan ancaman sistemik, bukan sekadar kontaminan lingkungan.
Risiko Kesehatan Senyawa Kimia Beracun
Bahaya mikroplastik tidak hanya terletak pada keberadaan fisiknya, tetapi juga pada kandungan kimia yang dibawanya. Plastik sering mengandung berbagai bahan tambahan beracun, seperti ftalat dan Bisphenol A (BPA), yang dapat dilepaskan setelah partikel plastik memasuki tubuh.
Zat-zat kimia ini dikenal sebagai pengganggu sistem endokrin (endocrine disruptors), yang mampu meniru atau menghalangi hormon alami dalam tubuh. Gangguan pada sistem hormonal ini dapat berakibat buruk, termasuk penurunan fungsi kekebalan tubuh, gangguan reproduksi, hingga peningkatan risiko penyakit metabolik, jantung, dan kanker.
Langkah Mitigasi Kolektif
Untuk mengurangi ancaman mikroplastik, diperlukan tindakan kolektif dan perubahan gaya hidup:
Batasi Plastik Sekali Pakai: Langkah paling efektif adalah mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, seperti kantong belanja, sedotan, dan wadah makanan.
Gunakan Ulang: Membawa botol minum dan wadah makanan sendiri adalah cara sederhana namun berdampak besar.
Dukung Daur Ulang: Memastikan sampah plastik didaur ulang dengan benar untuk memutus rantai peruraian menjadi mikroplastik.
Sumber: